Membuat Rakyat Pinokalan yang dari tahun 1995 dilarang keras menduduki tanah perkebunan milik mereka sehingga pada tahun 1996 Rakyat Bersatu berusaha untuk mengambil kembali hak mereka yang pada saat itu sebagai penanggung jawab adalah JOSEPH KAUNANG (Ahli waris)
dengan beberapa orang sebagai perwakilan dari Rakyat Pinokalan untuk terus berusaha berbagai cara mendapatkan hak mereka sehingga telampirlah surat, Perihal : LAPORAN DAN PERMOHONAN PENYELESAIAN MASALAH PERKEBUNAN WATUWUDO MILIK RAKYAT PINOKALAN pada 4 Oktober 1997 di Pinokalan
Dengan tembusan :
1. Bapak Ketua DPR Pusat di Jakarta
2. Bapak Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Utara di Manado
3. Bapak Ketua DPR Dati II Bitung di Bitung (Mohon Bantuan)
4. Bapak Walikota Kepala Daerah Tingkat II Bitung di Bitung
5. Bapak Bupati Kepala Daerah Tinggkat II Minahasa di Tondano
6. Bapak Kapolda Sulutteng di Manado
7. Bapak Dan Kodim di Bitung
8. Bapak Kapolresta Bitung di Bitung
9. Bapak Camat Bitung Tengah di Madidir
10. Bapak Camat Bitung Utara di Danowudu (Mohon Bantuan)
11. Bapak Camat Likupang di Likupang
12. Bapak Lurah Pinasungkulan di Pinasungkulan
13. Bapak Kades Kokole dua di Kokole dua
14. Bapak kades Winuri di Winuri
15. Bapak kades Pinenek di Pinenek
16. Arsip
"Tidak ada tanggapan yang serius dari pihak- pihak tersebut"
Sehingga di keluarkan surat: PERMOHONAN UNTUK DI TINJAU KEMBALI WILAYAH PERKEBUNAN WATUWUDO MILIK RAKYAT PINOKALAN pada 16 Maret 1998
"Sama dengan hal pertama tidak di tanggapi"
Kurang lebih 2 tahun 1998-2000 sambil menunggu jawaban baik dari PT.MSM/TTN & Pemerintah saat itu JOSEPH KAUNANG mulai awal 2001 sakit, tapi beliau masih berusaha untuk mengajak Rakyat Pinokalan pergi ke tanah perkebunan Watuwudo di dampingi saudara - saudara dari Tanggari yang sudah bersama-sama dengan Pinokalan dari tahun 1996.
Beriringnya waktu JOSEPH KAUNANG yang lebih di kenal sebagai Om Dondok benar-benar sakit dan wafat pada tgl 2 Desember 2006 meninggalkan teman- teman seperjuangan mereka: Om Yanes Om Yopie, Om Kambey, Tante Vien, Om Patou, Om tito, Om Nus, Om Ben & Rakyat Pinokalan (Ahli waris)
THE NEXT GENERATION
Hingga mulai dari tahun 2018 Rakyat Pinokalan pun membentuk panitia kembali, Oleh Drs. F SIMBAWA Sebagai Ketua
Regenerasi pada saat ini benar-benar menunjukan bahwa betapa lelahnya mereka menunggu, hingga para pejuang- pejuang atau orang tua mereka satu/ persatu sudah meninggalkan mereka tapi belum ada tindakan dr pihak manapun (PT.MSM/TTN, Pemerintah terkait)
Membuat Rakyat Pinokalan harus mendatangi tanah perkebunan Watuwudo kembali,
ROYKE KARUNDENG sebagai pembawa aspirasi Rakyat Pinokalan sudah berkali-kali menyampaikan aspirasi tersebut di depan pos perusahan PT.MSM/TTN pada November 2018 sampai awal Desember 2018 di hadang pihak perusahan yang melibatkan Kepolisian Minahasa Utara/ Polda Sulawesi Utara.
Membuat salah seorang ahli waris tanah perkebunan Watuwudo MAROL KAUNANG mengambil tindakan untuk berusaha mengangkat portal pos perusahan agar Rakyat bisa masuk untuk berkebun dan dengan dorongan semangat Rakyat Pinokalan portalpun terbuka hingga Rakyat Pinokalan berbondong -bondong masuk kedalam tanah milik mereka.
Hingga pihak managemen perusahan melakukan negoisasi terhadap beberapa orang : ROYKE KARUNDENG, MAROL KAUNANG, SESKA SUPIT, FERDINAN MUAYA dll mewakili Rakyat Pinokalan.
Harapan dengan negosiasi pihak perusahan wajib melaksanakan tanggung jawab mereka terhadap Rakyat Pinokalan kesepakatanpun di terima dengan baik oleh Rakyat.
Pertengahan Desember 2018 PT.MSM/TTN kembali mengingkari janji mereka yg sudah puluhan tahun hingga membuat Rakyat Pinokalan sangat kecewa, pada pertengahan Januari 2019 Rakyat Pinokalan pun kembali ke tanah perkebunan mereka tapi tetap di hadang oleh perusahan dan mengatakan bahwa PT.MSM/TTN sebelumnya sama sekali tidak pernah melakukan perjanjian dengan Rakyat Pinokalan.
Berjalannya waktu mendengar kabar bahwa Pimpinan Direktur PT.MSM/TTN TRACKLIN PURBA sudah di non job.
Pada awal Maret 2019 Rakyat Pinokalan kembali lagi ke Watuwudo untuk mendapatkan kepastian, mereka bisa masuk tapi hanya batas-batas tertentu, awalnya pihak perusahan masih tidak mau menerima mereka dan meminta untuk membubarkan Rakyat Pinokalan, kembali MAROL KAUNANG mengambil tindakan "JANGAN ADA YG BUBAR APALAGI PULANG SEBELUM ADA KESEPAKATAN YANG JELAS DARI PIHAK PERUSAHAN, JIKA TIDAK KAMI AKAN TETAP TINGGAL DISINI" ucapnya.
Sehingga pertemuan dengan pihak perusahanpun terjadi.
Sehingga pertemuan dengan pihak perusahanpun terjadi.
Menarik memang ketika JOSEPH KAUNANG alias Om Dondok yang ternyata merupakan Ayah dari MAROL KAUNANG tidak tanggung-tanggung membela Rakyat Pinokalan bahkan beliaupun pernah berucap kalaupun saya harus mati di tanah Watuwudo saya sudah siap.
Tatkala seorang ibu muda yang bernama SESKA SUPIT pun menyita mata publik dengan berbagai aksi yang di lakukannya demi membela Rakyat Pinokalan yang dia Cintai hingga membuat Rakyat Pinokalan yang sebagian besar Opa-opa dan Oma-oma merasa sangat senang dengan berbagaihal yang dia lakukan, meskipun sempat kles atau sempat salah paham dengan para Oma Opa tersebut, tapi semua sudah normal kembali
Semangat terus Para pejuang tanah perkebunan Watuwudo setiap tanaman yang baik pasti akan menghasilkan buah yang baik.... MEDEKA
Beberapa Photo di tanah perkebunan Watuwudo
yang menghadirkan semua surat tanah yang asli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar